Cloud, Otomasi, dan Keamanan Mendorong Adopsi DDI

Jika organisasi Anda ingin beralih dari pendekatan manual atau DIY (do-it-yourself) dalam mengelola DDI (DNS, DHCP, dan IP Address Management/IPAM), apa yang mendorong keputusan untuk berinvestasi dalam platform DDI?

DDI adalah teknologi yang mengintegrasikan DNS (Domain Name System), DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol), dan IPAM (IP Address Management) dalam satu sistem manajemen terpadu. Dengan jaringan perusahaan yang semakin kompleks, strategi DDI yang matang sangat penting untuk memastikan kelancaran komunikasi jaringan.

Sebuah survei yang dilakukan oleh Enterprise Management Associates (EMA) terhadap 227 profesional IT dari perusahaan menengah dan besar (lebih dari 2.500 karyawan) di Amerika Utara dan Inggris mengungkapkan tiga alasan utama perusahaan berinvestasi dalam DDI:

  1. Migrasi atau transformasi ke cloud
  2. Inisiatif otomatisasi jaringan atau IT
  3. Insiden keamanan

Selain tiga faktor utama ini, beberapa faktor lain seperti Internet of Things (IoT) juga semakin memengaruhi keputusan investasi dalam DDI.


Kompleksitas Jaringan Mendorong Investasi dalam Teknologi DDI

Jaringan perusahaan sangat kompleks karena memiliki banyak skema alamat IP serta layanan DNS internal dan eksternal. 52% responden survei menyatakan bahwa kompleksitas jaringan adalah tantangan terbesar dalam pengelolaan DDI.

Pendekatan DDI yang matang – di luar metode manual seperti spreadsheet atau alat open-source – sangat penting untuk mengatasi kompleksitas ini dan memastikan transformasi digital yang sukses. Namun, setiap organisasi memiliki alasan utama yang berbeda untuk berinvestasi dalam DDI.


Alasan Pertama: Migrasi atau Transformasi ke Cloud

Sebanyak 62% responden menyatakan bahwa transformasi cloud adalah alasan utama mereka berinvestasi dalam DDI.

Perpindahan ke hybrid cloud atau multi-cloud menambah kompleksitas karena tim jaringan kehilangan kontrol terpusat atas layanan DDI. Dengan solusi DDI yang matang dan mendukung multi-cloud, tim jaringan dapat kembali mengendalikan pengelolaan jaringan.

62% perusahaan berinvestasi dalam DDI karena migrasi cloud

Sebagian besar perusahaan saat ini menggunakan pendekatan hybrid cloud, di mana beberapa aplikasi dan infrastruktur ada di cloud publik, cloud pribadi, atau masih berada di pusat data fisik. Untuk mengelola beban kerja ini, perusahaan menggunakan alat orkestrasi.

Mengapa Cloud DNS Tidak Cukup?
Pada awalnya, layanan DNS dari penyedia cloud publik tampak seperti solusi sederhana. Namun, layanan ini memiliki keterbatasan dalam hal ketersediaan, kepatuhan, dan keamanan. Lingkungan hybrid memerlukan manajemen DDI terpusat, yang tidak bisa diberikan oleh layanan DNS cloud publik.


Alasan Kedua: Inisiatif Otomasi Jaringan atau IT

Sebanyak 56% responden menyebutkan otomatisasi jaringan atau IT sebagai alasan utama mereka berinvestasi dalam DDI.

56% perusahaan berinvestasi dalam DDI karena otomatisasi jaringan atau IT

Banyak organisasi mengadopsi otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan kepatuhan. Namun, otomatisasi ini tidak akan berhasil tanpa layanan DDI yang andal. Misalnya, ketika alat otomatisasi membuat virtual machine (VM) baru di pusat data atau cloud, ia memerlukan alamat IP dan nama domain. DDI yang matang memungkinkan integrasi yang lebih efektif dengan sistem otomatisasi.

Studi Kasus: Otomatisasi di Perusahaan Ritel Fortune 500
Seorang insinyur jaringan senior di perusahaan ritel besar mengatakan kepada EMA:

“Dulu, kami menghabiskan waktu satu jam setiap hari hanya untuk memasukkan data DNS secara manual. Sekarang, dengan integrasi ServiceNow, tiket DNS dibuat secara otomatis dan diperbarui di platform DDI kami. Kami mencoba mengotomatiskan tugas-tugas berulang dalam DDI agar tim teknik kami bisa fokus pada hal yang lebih penting.”

Solusi DDI otomatis seperti BlueCat membantu perusahaan mengurangi pekerjaan manual dengan mengintegrasikan proses bisnis ke dalam alur kerja DDI yang lebih efisien menggunakan API yang dapat dikonfigurasi.


Alasan Ketiga: Insiden Keamanan

Sebanyak 48% responden menyebutkan insiden keamanan sebagai alasan utama mereka berinvestasi dalam DDI.

48% perusahaan berinvestasi dalam DDI karena insiden keamanan

DNS sering menjadi target serangan siber karena dirancang untuk merespons kueri dengan cepat tanpa mempertanyakan niatnya. Akibatnya, DNS memiliki banyak celah keamanan yang dapat dimanfaatkan oleh peretas.

Serangan DNS dapat melumpuhkan bisnis jika tidak ditangani dengan baik. Contoh serangan yang umum terjadi:

  • Denial-of-Service (DoS) dan Distributed Denial-of-Service (DDoS) – Pada paruh pertama tahun 2022 saja, terdapat lebih dari 6 juta serangan DDoS global.
  • DNS hijacking – Peretas mengalihkan lalu lintas ke situs web berbahaya.
  • DNS tunneling – Memanfaatkan DNS untuk menyembunyikan lalu lintas berbahaya.
  • DNS poisoning & cache poisoning – Memanipulasi sistem DNS untuk mengarahkan pengguna ke situs palsu.

Mengubah DNS dari Titik Lemah Menjadi Lapisan Pertahanan
Pendekatan Protective DNS menjadikan DNS sebagai bagian dari strategi keamanan berlapis. Produk DDI komersial menawarkan fitur keamanan seperti kontrol akses berbasis peran (RBAC) dan firewall DNS untuk mencegah serangan berbahaya.

Survei EMA menunjukkan bahwa 77,5% perusahaan menggunakan solusi keamanan DNS, seperti firewall DNS atau perlindungan DDoS.


Faktor Lain yang Mendorong Investasi DDI (Termasuk IoT)

Selain tiga faktor utama di atas, survei EMA mengungkapkan faktor lain yang mendorong perusahaan berinvestasi dalam DDI:

  • Penilaian risiko atau kepatuhan regulasi (46%)
  • Modernisasi aplikasi atau adopsi cloud-native (46%)
  • Internet of Things (IoT) (43%)
  • Gangguan layanan atau masalah kinerja akibat kesalahan DDI (41%)
  • Merger dan akuisisi (25%)

IoT menjadi faktor yang semakin penting, terutama karena perangkat seperti sensor, kamera, dan perangkat nirkabel lainnya tidak memiliki pengguna individu yang bisa digunakan untuk kontrol akses. Manajemen IP menjadi elemen kunci dalam segmentasi jaringan IoT.


Kesimpulan

Organisasi berinvestasi dalam DDI karena berbagai alasan, tetapi tiga alasan utama adalah:

1️⃣ Transformasi ke cloud (62%) – Manajemen DDI terpusat sangat penting dalam lingkungan hybrid dan multi-cloud.
2️⃣ Otomatisasi jaringan dan IT (56%) – DDI membantu menghilangkan tugas manual dan meningkatkan efisiensi.
3️⃣ Keamanan (48%) – DDI modern dapat melindungi DNS dari berbagai ancaman siber.

Jika perusahaan Anda sedang mempertimbangkan investasi dalam DDI, pelajari bagaimana solusi DDI yang matang dapat membantu mengatasi tantangan jaringan, keamanan, dan otomatisasi.

Infrastruktur IT yang kuat adalah kunci produktivitas perusahaan. Dengan Bluecat, Anda bisa mendapatkan solusi IT lengkap yang sesuai dengan kebutuhan Anda. iLogo Indonesia sebagai mitra terpercaya siap mengintegrasikan semuanya agar bisnis Anda tetap berjalan lancar dan aman.
Hubungi kami sekarang atau kunjungi bluecat.ilogoindonesia.id untuk informasi lebih lanjut